Sunday 19 February 2017

PEMBUATAN GARIS LURUS DI LAPANGAN

PEMBUATAN GARIS LURUS DILAPANGAN
Dari garis lurus yang harus dibuat, harus diketahui kedua titik ujngnya oleh karena itu, untuk menentukan garis lurus ini, ditentukan titik-titik di lapangan yang terletak di garis lurus yang menghubungkan dua titik ujung dengan jumlah yang cukup banyak sehingga garis lurus itu kelihatan dengan jelas. Titik-titik itu dinyatakandengan yalondan tiap-tiap bagian garis lurus yang terletak antara dua yalon yang dianggap lurus.
Syarat utama untuk mencapai ketelitian yang cukup besar ialah tiap-tiap yalon harus terletak tegak lurus.
Untuk mendapatkan suatu garis lurus, pertama dipasang yalon pada titik P dan Q yang tegak lurus sebagai pedoman nantinya pada saat penancapan yalon-yalon di titik a, b, c, dan d. Pekerjaan ini cukup dilakukan 2 orang saja. Berdisri (stand by) pada yalon di titik P dan Q tersebut.(misalnya titik a, b, c, dan d). Orang yang akan menancapkan yalon di titik a, b, c, dan d tersebut harus memperhatikan aba-aba temannya yang berdiri di yalon titik P dan Q.
MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN
Tujuan:                  
·         Agar para siswa trampil menggunakan alat-alat dan membuat garis lurus di lapangan.
·         Agar para siswa dapat menmaami dan membuat garis lurus di lapangan.
·         Agarpara sisiwa mempunyai nilai sikap yang baik terhadap pembuatan garis lurus di lapangan.
Perlengkapan
1.      Jalon                            : beberapa buah
2.      Patok                           : beberapa buah
3.      Palu kayu                    : 1 buah
4.      Cat kayu                      : beberapa kaleng kecil
5.      Kuas                            : 2 buah
6.      Kertas dan pensil        : beberapa buah
Petunjuk untuk mencari keselamatan kerja
·         Setiap jalon dipasang vertikal dan kuat hingga posisinya tidak berubah karena pengaruh angin misalnya.
·         Pengincaran posisi pertama pada bagian kiri dari jalo-jalon dengan mata kanan dan pengincaran/pembidikan posisi kedua pada bagian kanan dengan mata kiri dipicingkan. Secara umumnya semua jalon tampak berimpit.
·         Semua arti dari aba-aba sipengincar harus diketahui/dimaklumi
·         Dalam pemberian aba-aba tidak diperoleh dengan kata-kata tetapi cukup dengan isyarat (aba-aba).
·         Bacalah information sheet dengan sempurna dan ajukan pertanyaan pada instruktor bila perlu.
·         Waktu pemasanagan jalon harus berhati-hat karena apabila salah memasangnya kaki bisa terkena dan jalon bisa rusak (pada pen sambungan jalon dan sepatu jalon).
·         Syarat utama untuk memperoleh hasil ukuran yang baik adalah peralatan yang serba baik.
·         Jika praktek di lapangan semua siswa harus pakai sepatu dan topi. 


Langkah-langkah kerja :
1.      Pasang jalon secara vertikal pada titik utama P dan Q.
2.      Orang pertama berdiri di belakang jalon P mengincar ke jalon Q hingga P dan Q tampak berimpit.
3.      Orang kedua memegang jalon diantara P dan Q serta menghadap ke P orang pertama.
4.      Orang pertama mengincar posisi pertama dari ketiga jalon sambil memberi isyarat (aba-aba) pada orang kedua.
5.      Orang kedua harus selalu berusaha memindah-mindahkan jalon di tangannya perlahan - lahan sesuai dengan isyarat orang pertama.
6.      Bila orang pertama melihat  jalon P, a, dan Q sudah berimpit ( kira-kira berimpit ) maka orang pertama memberi isyarat menancapkan jalon.
7.      Orang kedua menancapkan jalon a, setegak mungkin pada titik yang sudah didapat

8.      Orang pertama mengincar posisi kembali hingga benar-benar tampak jalon P, a, dan Q berimpit.

Wednesday 15 February 2017

PROSES PEMBUATAN BAJA/BESI

Proses pembuatan besi dilakukan melalui dua tahap.
A. Peleburan Besi

Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya dalam tanur hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan dimasukkan dalam tanur tinggi yaitu bijih besi, karbon, dan batu kapur (CaCO3). Proses tanur tinggi adalah reduksi bijih besi dengan karbon monoksida yang dihasilkan dari kokas dan udara yang dihembuskan dari dasar tanur.

Tanur bekerja terus menerus. Campuran pereaksi dimasukkan dari puncak tanur dalam selang waktu yang teratur, bergerak ke bawah sampai lapisan terbawah yang panas keputih-putihan.

Suhu pada dasar tanur cukup panas sehingga melelehkan besi dan terak (zat pengotor yang telah terikat kalsium) yang terdapat sebagai lapisan yang tak tercampur di dasar tanur. Leburan terak mengapung di atas permukaan lelehan besi. Besi yang dihasilkan dari tanur hembus masih mengandung zat pengotor 
seperti karbon, silikon, belerang.
Zat-zat pengotor ini menyebabkan besi lebih getas, besi ini disebut besi tuang. Komposisi besi tuang bervariasi bergantung pada sumbernya. Baja merupakan suatu alloy besi. Baja dibuat dari besi tuang. Setelah zat pengotor dalam besi dihilangkan, kemudian ditambah sejumlah karbon dan unsur lain yang memberikan sifat khas pada baja itu.

Peleburan besi dilakukan dalam suatu alat yang disebut blast furnace (tungku sembur) dengan tinggi 40 m dan lebar 14 m dan terbuat dari batu bata yang tahan panas tinggi. Bahan yang dimasukkan dalam tanur ini ada tiga macam, yaitu bijih besi yang dikotori pasir (biasanya hematit), batu kapur (CaCO3) untuk mengikat kotoran (fluks), dan karbon (kokas) sebagai zat pereduksi.

Reaksi: 2 FeO3 + 3 C → 4 Fe + 3 CO2

Suhu reaksi sangat tinggi dan tekanan tanur sekitar 1 – 3 atm gauge, sehingga besi mencair dan disebut besi gubal (pig iron). Besi cair pada umumnya langsung diproses untuk membuat baja, tetapi sebagian ada juga yang dialirkan ke dalam cetakan untuk membuat besi tuang (cast iron) yang mengandung 3 – 4 % karbon dan sedikit pengotor lain, seperti Mn, Si, P. Besi yang mengandung karbon sangat rendah (0,005 – 0,2%) disebut besi tempa (wrought iron).

Batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu untuk mengikat pengotor yang bersifat asam, seperti SiO2 membentuk terak. Reaksi pembentukan terak adalah sebagai berikut. Mula-mula batu kapur terurai membentuk kalsium oksida (CaO) dan karbon dioksida (CO2).

Reaksi: CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)

Kalsium oksida kemudian bereaksi dengan pasir membentuk kalsium silikat, komponen utama dalam

terak. Reaksi: CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l)

Terak ini mengapung di atas besi cair dan harus dikeluarkan dalam selang waktu tertentu.


B. Peleburan Ulang Besi-Baja

Proses pembuatan baja dibagi menjadi beberapa tahap sebagi berikut.

- Menurunkan kadar karbon dalam besi gubal dari 3 – 4% menjadi 0 – 1,5%,yaitu dengan mengoksidasikannya dengan oksigen.
- Membuang Si, Mn, dan P serta pengotor lain melalui pembentukan terak.
- Menambahkan logam aliase, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W sesuai dengan jenis baja yang diinginkan.

Teknologi pengolahan besi gubal (pig iron) menjadi baja secara murah dan cepat diperkenalkan oleh Henry Bessemer (1856), tetapi sekarang sudah tidak digunakan lagi. William Siemens tahun 1860 mengembangkan tungku terbuka (open herth furnace), dan sekarang tungku yang banyak digunakan adalah tungku oksigen.

Berbagai jenis zat ditambahkan pada pengolahan baja yang berguna sebagai "scavangers" (pengikat pengotor), terutama untuk mengikat oksigen dan nitrogen. Scavangers yang terpenting adalah aluminium, ferosilikon, feromangan, dan ferotitan. Zat tersebut bereaksi dengan nitrogen atau oksigen yang terlarut membentuk oksida yang kemudian terpisah ke dalam terak.

Baja dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:

- Baja karbon, terdiri atas besi dan karbon.
- Baja tahan karat (stainless stell), mempunyai kadar karbon yang rendah dan mengandung sekitar 14% kromium.
- Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur tertentu sesuai dangan sifat yang diinginkan.

Untuk mencegah perkaratan pada baja dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

- Menambahkan logam lain.
- Menggunakan lapisan pelindung.
- Menggunakan logam yang dapat dikorbankan.
- Melindungi secara katodik.


Artikel yang terkait :

  • proses peleburan
  • besi/baja
  • pembuatan baja
  • konstruksi bangunan
  • untuk mencegah perkaratan